…. terima kasih telah membuatku merasa berarti.
Terima
kasih telah membuatku merasa bermakna. Terima kasih telah mewarnai hidupku
dengan sesuatu yang baru. Terima kasih telah membuatku lebih mengerti tentang
kehidupan. Terima kasih telah membuatku merasa dibutuhkan. Terima kasih telah
membuatku merasa memiliki seseorang yang akan selalu membuatku merasa aman.
Dan, terima kasih atas semua yang telah mas berikan.
Betapa banyak
ucapan terima kasih yang harus kuucapkan pada mas, sebanyak apa ucapan terima
kasih yang harus kuucapkan, sebanyak itu pula maaf yang juga harus
kuucapkan. Seperti ketika aku merasa harus berterima kasih atas cinta yang
mas tawarkan. Aku juga harus meminta maaf karena aku tak mampu membalasnya.
Dan, ketika
aku merasa harus berterima kasih karena mas sudah membuatku merasa tersanjung,
di sisi lain aku pun harus meminta maaf karena justru membuat hati mas menjadi
hancur. Aku tak hanya mengatakan ini pada mas, tetapi juga pada mereka yang
menawarkan padaku hal yang serupa. Aku bukan ingin menjadi sok hebat, aku juga
tak bermaksud menjadi makhluk egois.
Tetapi,
inilah jalan yang benar-benar harus kutempuh. Mereka bilang aku egois dalam
cinta. Aku kaku dan terlalu angkuh menghadapi semua cinta yang mereka tawarkan.
Tetapi, andai mereka tahu sesuatu apa yang sedang aku perjuangkan saat ini.
Dan, andai
mereka tahu betapa berartinya sesuatu itu bagiku. Maka, mereka pun akan tahu
mengapa aku menjadi sangat egois dalam cinta. Sesuatu yang sedang aku
perjuangkan itu adalah sesuatu yang telah hilang dariku sejak 5 tahun yang
lalu. Dan, sekarang sesuatu itu ada di depanku dan hampir menjadi milikku.
Sesuatu itu datang lagi padaku setelah pergi begitu lama.
Sesuatu itu
datang dalam wujud lain yang serupa. Dan, ketika sesuatu kini telah sangat
dekat denganku ….,
…..
“lalu masih dapatkah kau katakan
padaku
satu hal satu saja
ya satu hal saja
yang bisa membuatku berpaling
darinya.”
….
Mas pernah membaca bait itu kan? Dan, kurasa mas kini tahu
maksudnya. Dengan ini, kuharap mas pun mengerti tentangku, dan mengerti mengapa
aku begitu.
0 komentar:
Posting Komentar